MAUKAH KAU JADI KAKAKKU ??
Pagi ini aku senang banget, karna hari ini aku akan belajar di labor. Aku yang sangat suka belajar di labor,pagi ini sangat bersemangat kesekolah. Sampai disekolah, aku langsung menuju ke labor, dan disana teman-temanku sudah pada datang. “Hai Key..”, sapa salah seorang temanku. “Hai lak…oya, loe udah bikin tugas blom?, tanyaku. “Udah, kamu sendiri?”. “ Belum, gw pinjem tugas loe ya..”. “kamu ini ya, nggak pernah berubah.”. “Hehehe..biarin, yang penting heppy.”. Belpun, berbunyi tanda kami masuk, dan aku langsung mencari tempat dudukku. Setelah beberapa menit kami semua duduk, pak Hendra pun datang, pak Hendra adalah guru pembimbing kami. Aku dan teman-temanpun berdo`a bersama untuk memulai pelajran kami. Beberapa saat setelah itu ada seorang wanita yang masuk kelabor, orang yang tak pernah aku lihat sebelumnya, dan asing bagiku.
“Assalamu`alaikum”, Ucapnya. “Walaikum sallam”, jawab kami semua. Aku pun mulai bertanya-tanya, siapa dia?, mengapa dia disini?, banyak pertanyaan diotakku. “ya..anak-anak…, hari ini kita kedatang seorang guru,beliau dari UNP.Beliau magang disini, dan akan membantu bapak untuk mengajar kalian. Meskipun mereka guru PL, kalian harus menghormati mereka seperti guru yang lain, kalian mengerti?, kta pak Hendra memberi penjelasan kepada kami. “Ya…pakkk…”, jawab kami semua. “ya..terimakasih semua, Mmm.. saya akan memperkenalkan diri, nama saya Riska Apriliani, kalian bisa panggil saya buk Ris, saya dari UNP dan magang disekolah ini, mohon bantuannya, terimakasi.”, “ya… buk Ris”, jwab kami semua.
Setiap hari Rabu kami slalu belajar dilabor dengan Buk Ris. Semangat buk Ris mengajar kami mebuatku salut dengannya, dari sana aku melihat sosok seorang kakak yang aku impikan. Aku yang hanya anak perempuan satu2ny di keluargaku membuat aku ingin punya saudara perempuan seperti teman-temanku yang lain. Mereka kelihatan senang banget ketika becanda dengan kakak ataupun adek perempuannya. Akupun merasa iri saat melihat itu semua.
Meski awal-awalnya aku slalu cuek, sebenarnya aku slalu memperhatikannya, walau cuek juga termasuk karakterku. Buk Ris orang yang sangat baik menurutku, dia slalu mendengar keluhan kami, jika kami tidak bisa, dia berusaha untuk mengajar kami sampai bisa. “Bukkk…ini gimana sich buk ?”. “Iya…iya…, O.. ini kayak gini caranya. Gimana, udah ngertikan?”. Dan meskipun kami sering nakal, dan bikin dia kesal, dia nggak pernah marah, dia slalu menanggapi dengan baik. Mungkin karna dia pernah melewati masa-masa itu . Perhatianya terhadap kami seperti perhatian kepada anak sendiri, meski sebenarnya dia masih muda, tapi dia punya rasa keibuan. Aku rasa teman-teman yang lain pasti juga mikir hal yang sama denganku.
Haripun terasa berlalu dengan cepat, watku 2 bulanpun sudah terlewati. Aku semakin mengenal buk Ris, dan semakin dekat dengannya. Perasaan ku yang ingin punya kakak seperti dirinya semakin memuncak, namun aku tak pernah sanggup untuk mengungkapnya. Rasa takut ku terhadap sesuatu yang tak ku harapkan, jika nanti dia tak pernah peduli dengan ku, dan tak pernah berfikir mau jadi kakakku, aku pasti sedih banget. Memang terlihat bodoh, mana mungkin aku bisa minta seseorang untuk jadi kakakku, emangnya siapa aku?,,aku bukan artis ataupun orang yang terkenal. Mhhg..ntah apa yang aku pikirkan.
Suatu hari, karna aku semakin dekat dengan buk Ris, aku dan buk Ris pergi makan dan kebetulan ada yang mau diomongin buk Ris sama aku. “Key..kenapa akhir-akhir ini kamu sering melamun?, apa ada yang sedang kamu pikirkan?”, Tanya buk Ris kpada ku. “Mmm…masak buk, rasanya aku biasa-biasa aja, paling perasaan ibuk doank kali….”, jawabku. “Benar nggak ada apa-apa?..kamu jangan sukan cerita sama ibuk kalo kamu lagi ada masalah!..,”. “Benar buk, nggak ada apa-apa.”. Memang, sebenarnya ada yag sedang aku pikirkan, aku mau nanya sama buk Ris apa dia mau jadi kakakku. Namun aku nggak sanggup, karna aku takut sedih. Dan sebantar lagi magangnya hampir selesai, dan dia pun akan masuk kuliah lagi. Tentunya dia akan pergi dari sekolah. Tapi syngnya aku belum sanggup juga untuk bilang semua itu. Aku bingung harus lakuin apa lagi, aku juga sedih kalo mengingat sebentar lagi dia akan pergi. Uffg…aku benar-benar bingung, waktu yang terus berjalan membuat aku semakin bingung.
Waktu yang tinggal hanya 1 minggu lagi, dan akupun mengumpulkan semua keberanianku, meski aku tau dia akan tetap pergi, meski aku bilang semua itu. Saat-saat bersamanya terasa begitu menyenangkan,tidak merasa kesepian , dan aku merasa punya kakak saat bersamanya. Tapi ntah apa yang akan terjadi jika nanti tiba waktunya untuk dia pergi. Mungkin aku akan kembali kesepian, sedih dan akan merasa iri lagi pada teman-temanku.
“Hei..Key..kamu kok jadi bengong gitu?, sebenarnya ada apa?. “A..aa..ahh..nggak ada apa-apa kok buk”. Maaf buk aku belum bisa bilang, aku takut sedih, walaupun aku yakin ibuk mau jadi kakak ku, tapi ibuk akan pergi, dan aku juga nggak mau bikin ibuk nantinya kepikiran dengan semua ini. “key..sebenarnya ada yang mau ibuk bilang sama kamu, tapi ibuk ragu..”, “Ragu kenapa buk, ngomong aja buk!”. Buk Ris pun terdiam, akupun jadi bingung. “lah, kok ibuk yang jadi bengon sich. Mang ibuk mau ngomong apa sich buk ?”. “Gini key, Ibuk kan sebentar lagi selesai magang di sekolah kamu, dan ibuk akan mulai kuliah lagi, tapi ibuk mulai kulih lagi bukan ditempat yang kemaren..”. “ Emangnya dimana buk?”. “Ibuk akan kuliah di Singapore, papanya ibuk mindahin ibuk kesana, karna menurutnya disana tempatnnya lebih bagus dari kampus ibuk yang kemaren”. Akupun terdiam, aku nggak bisa berkata-kata. Kamipun terdiam beberapa menit. “Sebenarnya ibuk juga nggak mau, karna disini ibuk merasa punya keluarga baru. Bertemu dengan kamu dan teman-teman yang lain membuat ibuk senang. Jika ibuk pergi ke Singpore, otomatis ibuk nggak bisa ketemu kalian lagi kalo ibuk kangen”, kata buk Ris sedih. “Ya…aku juga sedih dengarnya buk, karna aku juga senang bisa kenal ibuk. Ibuk orang yang baik, dan aku juga pengen kalo……., ah nggak jadi. Mungkin ini memang yang terbaik buat ibuk, kalo soal kangen khan kita bisa telpon-telponan”, kataku. “Iya juga sich, tapi kalo kangen ingin bertemu gimana?, oya, tadi kamu bilang kamu juga pengen kalo…kalo apa?”, Tanya buk Ris. “Ahh..ng..ng…nggak pengen apa-apa kok”, jawab ku gugub. Padahal sedikit lagi aku mau bilang, tapi aku takut kalo ibuk jadi kepikiran, dan tambah bimbang.
Besok harinya, aku nggak ngeliat buk Ris. Apa dia udah pergi,tapi kenapa dia nggak bilang, banyak pertanyaan dalam otakku. Aku merasa sedih, kok buk Ris nggak bilang sama aku. “Tit..tit..tit….”, Hp ku berbunyi. “ugh..ada sms, apa ini dari buk Ris ya..”, kataku berharap. “Plen..gw dapat berita, kalo buk Ris kemaren kecelakaan, sekarang dia ada di rumah sakit ABADI JAYA di ruangan 10”, SMS dari Lala. “Astaga....”. Akupun langsug lari kerumah sakit ABADI JAYA sambil menangis. Dan dipikiranku hanya ada buk Ris, aku takut dan cemas kalo terjadi apa-apa sama buk Ris.
Sampai dirumah sakit, aku langsung menuju keruangan buk Ris dirawat. “Buk…ibuk nggak papa?, kenapa itu bisa terjadi sich buk?, tanyaku dengan nada terengah-engah. “Key.. kamu tau dari mana ibuk dirawat disini?” , “Dari teman, ibuk nggak papa khan, aku cemas banget lo buk, aku pikir ibuk udah berangkat ke Singapore karna ibuk nggak kesekolah. Tapi aku malah dapat berita ibuk kecelakaan. Trus, apa yang sakit buk?”, Tanya sedih. “Udah..kamu nggak usah khawatir, ibuk nggak apa-apa kok, Cuma luka dikit aja, bentar juga sembuh”, jawab buk Ris. Saat ini aku pengen bilang sama buk Ris, tapi dia baru habis kecelakaan, aku nggak mau nambah beban buatnya.
Akhirnya tiba waktunya buk Pergi ke Singapore, tapi aku masih belum bilang sama buk.Aku nggak tau kenapa berat banget cuma bilang itu, rasanya berat dari bilang cinta sama orang yang kita suka. Apa karna buk mau pergi ke Singapore, aku jadi ngerasa sia-sia aja buat bilang itu. Atau…ntah lah, aku nggak ngerti. “Key…makasih ya..kamu udah jadi teman baik ibuk, meski kita baru kenal tapi ibuk senang banget bisa kenal kamu. Ntah kapan kita bisa ketemu lagi, tapi ibuk harap nanti kalo ibuk kembali kamu masih mau ketemu sama ibuk”, kata buk Ris dengan sedih. “Iya…buk, aku juga senang bisa kenal sama ibuk, aku juga berharap kalo ibuk kembali ibuk masih mau ketemu sama aku. Ibuk hati-hati disana ya, jangan telat makan, belajar dengan rjin ya buk!”. “Hehehe..kamu ngomongnya kayak mama ibuk aja, iya..ibuk bakal jaga diri, kmu juga ya, jangan malas lagi, kamu harus rajin apalagi, kamu bentar lagi mau UN. Oya…kalo nanti kamu lulus, kamu nyambungnya ke Singapore aja, biar kita bisa ketemu terus”. “Hahaha…iya, amin. Semoga ya buk aku bisa kesana. Mmm..aku juga mau nanya sama ibuk, apa ibuk mau jadi…., ah..nggak jadi. Ibuk hati-hati aja ya”. “mau jadi apa… kamu mau ibuk jadi apa?, kamu ngomongnya selesai-selesai donk, ibuk jadi penasaran”. “Ng..ng..nggak kok buk, aku Cuma becanda, nggak jadi apa-apa kok”.
“Bagi penumpang Air line untuk segera naik, karna pesawat akan berangkat” , “Aah..Key, saatnya ibuk….go.., kamu jaga diri ya Key. Kamu jangan lupa telpon atau sms ibuk ya!, ibuk pastia kangen banget sama kamu”, kata buk Ris sambil memelukku. “Ya buk, aku juga pasti kangen banget sama ibuk”, jawabku. Buk Ris pun berjalan menuju pesawatnya, dan saat itu hatiku sedih banget, aku belum bilang sama dia. Akhirnya pesawatnya berangkat, aku hanya bisa meliht, perasaan ku pun berkata “MAUKAH KAU JADI KAKAKKU?”.
Komentar
Posting Komentar