My Love or My Best Friend 2

“Andi kamu kemana kemaren?”, Tanyaku. “A…a..aku pergi nemani mamaku, khan udah aku bilang sama kamu. Emangnya kenapa?, jawab Andi. “ nggak, Cuma kemaren ada yang liat kamu lagi jalan sama cewek lain, trus kelihatan mesra banget”. “Apa.. ya.. nggak mungkinlah, aku khan kemaren nemani mama, kamu nggak percaya ya sama aku?”. “ Bukannya aku nggak percaya, tapi aku cuma mau mastiin yang di bilang orang tentang kamu. Aku percaya kok ama kamu, tapi kamu janji ya..nggak akan selingkuh!”, “Iya sayang..”, jawaban Andi yang slalu membuatku hati semakin nggak percaya  gosip tentang Andi yang playboy.
                Sudah 3 bulan  lewat aku aku pacaran sama Andi, dan selama itu pun Cindy nggak pernah setuju aku sama Andi. Meski begitu, Cindy tetap peduli sama aku.
Suatu hari ada teman yang bilang Andi jalan sama tante-tante, tapi aku tetap nggak percaya. Cindy  juga ngomong hal yang sama, karna dia benar-benar melihat Andi secara jelas. “Udah dech Cin, kamu jangan curiga terus dech sama Andi. Udah berapa kali kamu bilang dia sering jalan sama cewek, tapi nggak pernah terbukti khan?. Aku curiga sama kamu Cin, jangan-jangan kamu menyimpan rasa sama Andi lagi?”, Tanya dengan sinis. “Astaga…Aku nnggak segitunya lagi Key, Manas-manasin teman Cuma buat dapatin cowok kayak dia. Asal kamu tau ya, aku lakuin ini semua juga buat kebaikan kamu”. “Kebaikan aku atau kebaikan kamu sich Cin?”, jawab ku dengan nada sindir. “Astagfirullah.. Key, aku nggak nyangka kamu nuduh aku segitunya. Kamu sadar nggak sich, sejak akamu jadian sama Andi kita jarang banget ngumpul bareng. Adapun kita ngumpul, kamu slalu bahas tentang Andi, Tapi aku nggak pernah ngomen kan. Dan aku bilang ini sama kamu karna ngeliat dngan mata kepala aku sendiri. Tapi kamu malah nuduh yang bukan-bukan, aku benar-benar nggak nyangka”, jawab Cindy dengan nada sedih dan meyakinkan. “Aku mau tau, antara aku dan Andi siapa yang paling penting buat kamu?”, Tanya Cindy. Namun Aku nggak menjawabnya, itu pilihan yang bodoh buat ku. “Yaudah Key…aku tau jawaban kamu, makasih ya ..buat semuanya”. Kata Cindy dengan nada tersedu-sedu karna menagis.
                Entah apa yang akan terjadi, Cindy udah marah sama aku. Sedang kan Andi nggak bisa aku hubungi disaat aku benar-benar butuh teman. Aku nggak tau mau buat apa lagi, karna hari-hari ku menjadi terasa berbeda sejak aku bertengkar sama Cindy. Karna sejak kejadian itu kami nggak saling berhubungan lagi. “Key…kamu kenapa sich sama Cindy, Akhir-akhir ini aku liat kalian jarang kumpul, atau bisa dibilang nggak pernah kumpul bareng lagi. Apa kalian sedang bertengkar ya?”, Sella bertanya dengan nada penasaran. “ Ya..bisa dibilang begitu, aku nggak tau apa aku yang salah, atau dia yang salah. Tapi yang jelas sich aku nggak mau minta maaf sama dia”. “Kamu tau nggak Key, liat kamu kayak gini sama Cindy nggak enak banget. Biasanya kalian slalu bareng, tiba-tia kalian saling menjauh”. “Ya..gimana lagi..” jawabku spontan.
                Hampir 3 minggu ku nggak berhubungan sama Cindy, dan udah beberapa hari ini dia nggak  masuk sekolah. Aku penasaran tapi aku gensi mau tanya sama teman, palingan Cindy juga ngggak mikirin aku. Di saat kesepian ini aku biasanya di temani oleh Cindy, tapi karna kami lagi ada masalah…dia nggak di samping ku di saat ku butuh teman. Sedangkan Andi, udah beberapa hari ini nggak pernah menghubungi aku. Aku udah coba beberapa kali menghunbungi dia, tapi nggak berhasil juga.
                Hari ini aku kangen banget sama Cindy, karna masih gensi buat menghubungi dia aku pergi ke mol tempat biasa kami nongkrong buat melepas rasa rinduku sama dia. Saat aku jalan-jalan di mol, aku melihat Andi sama seorang cewek cantik mesra banget. Saat tu aku benar-benar marah,ternyata ini alsan dia nggak bisa aku hubungi. Aku pun menghampirinya, dan menamparnya. Tapi dia hanya tertawa mehilat aku yang sudah kecewa sama dia. “Aduh..kamu udah liat semmua khan Key, Kita putus. Aku nggak butuh kamu lagi”, kata Andi dengan rasa tidak bersalah. “Apa..mudah banget ya kamu ngomong, harusnya aku yang bilang kita putus”, jawab ku dengan rasa kecewa. “Terserah kamu, hahaha..oya, dan satu lagi yang harus kamu tau, selama kita pacaran aku nggak pernah benar-benar mencintai kamu”. “Dasar bajingan kamu, Ternyata aku udah di bodohi oleh cinta yang membuat persahabatan ku hancur dengan sahabatku yang sangat peduli dengan ku, hanya untuk mempertahankan oarng yang nggak pantas di pertahankan . Bodohnya aku yang nggak percaya sama sahabtku yang udah lama aku  kenal karna orang sebajingan kamu. Semoga kamu akan sadar dengan perbuatanmu An..di..”.
                Pada saat itu juga aku lansung pergi kerumah Cindy untuk meminta maaf, karna selama ini aku nggak percaya sama dia dan udah menuduhnya yang tidak-tidak. Namun sayang, sampai dirumahnya aku tidak menemuinya. Rumahnya kosong, sepi, seperti rumah yang udah di tinggal oleh pemiliknya. Aku mencoba menghubunginya, namun Hpny nggak aktif, aku coba menghubungi orang tuanya juga nggak di anggkat. Aku mulai merasa cemas, tiba-tiba air mataku  berlinang dan jatuh membasahi pipiku. Cin…kamu dimana?, Aku minta maaf udah ngecewain kamu, Cin…tolong kasih tau aku, kamu dimana!.
                Aku pun kembali kerumah dengan berlinang air mata, dengan perasaan campur aduk. “Keyla..” Aku melihat seorang wanita dengan wajah yang sangat pucat. “Tante..tante kenapa, kok pucat banget?, tadi aku kerumah tante mau mencari Cindy, dia kemana tan?”, Tanya ku penasaran. “Kamu nggak akan menemuinya dirumah”, jawab tante yang mebuatku nggak mengerti maksudnya. “ Maksud tante apa, Apa Cindy ke luar negri, atau keluar kota?”, Tanya ku semakin penasaran. “Jika dia ke luar kota atau ke luar negri mungkin tante nggak akan kayak gini”, jawab tante yang menangis tersedu. “Sebenarnya ada apa tante, apa yang terjadi sama Cindy?, Tan aku mohon beri tau aku, jangan bikin aku semakin merasa bersahalah”, Jawab ku dengan mata berlinang. “ Lebih baik kammu ikut sama tante biar kamu tau semuanya”, .
                Aku pun ikut sama tante, di perjalanan aku memikirkan hal yang tidak-tidak. Dan perasaanku hanya ingin bertemu dengan Cindy. Aku dan tante pun sampe di sebuah rumah sakit, perasaan ku mulai tak tenang, dan pikiranku kacau. “Tan, kita ngapain kesini?”, Tanya ku dengan perasaan tak tenang. “Bukannya kamu mau bertemu Cindy?”, Jawab tante. “Iya..tapi kenapa kita kesini?, Tanya ku semakin tak tenang. “Cindy Disini Key, Dia lagi dirawat disini”,jawab tante yang membuatku kaget dan  semakin cemas. Aku pun berjalan ke kamar  dimana Cindy dirawat, Sampe di depan kamarnya aku takutuntuk masuk, tapi aku ingin bangetbertemu dengan Cindy. Akupun mengumpulkan keberaniaku untuk masuk kekamar Cindy.
                “Cin..cin..kamu kenapa?, tante.., Cindy kenapa..” tanyaku. “ Udah 2 minggu ini dia masuk rumah sakit, karena penyakit kangker otak stadium akhir yang dideritanya sejak SMP dulu”, jawab tante yang membuatku sangat kaget endengar semua itu. “Itu nggak mungkin tante..slama ini cindy slalu kelihatan baik-baik aja, nggak kelihatan seperti orang sakit. Cindy kamu kenapa nggak pernah cerita sama aku, kenapa Cin?..” Kataku sambil menangis. “Sebenarnya Cindy mau bilang sama kamu, tapi karna kamu lagi bahagia karna bisa sama Andi, dia nggak mau kamu jadi sedih karna tau dia lagi sakit”, kata tante. “Ya…aku tau Cindy sangat peduli sama aku, tapi karna aku terlalu bodoh oleh cinta, aku nggak pernah dengarin dia. Aku mennyesal banget tante, jika waktu bisa diulangi lagi, aku pasti dengarin semua kata cindy”, Kataku sambil nangis tak henti. “Udahlah..kamu nggak usah merasa bersalah lagi, tante bisa mengerti dengan keadaan kalian yang masih remaja. Mungkin ini memang udah takdirnya Cindy, da kita hanya bisa mendo`akannya. Semoga dia bisa melewati semua ini.
                Seminggu pun aku lewati sejak aku tau keadaan Cindy, tapi perasaanku tak pernah tenang. Setiap hari aku datang melihatnya, dan berharp di cepat sadar dan sembuh. Aku berjanji kalo dia sembuh nanti aku nggak akan mengulangi hal bodoh kemaren. Cindy, kamu memang teman terbaiku, aku nggak tau apa yang terjadi jika kamu pergi meninggalkan aku. Cin, aku mohon kamu tetap bertahan ya. Aku kangen kumpul-kumpul kayak dulu, pergi ke mol bersama, bikin pr bersama, dan melakukann hal-hal yang biasa kita kerjakan. Cin, Maafin aku yang nggak percaya sama kamu. Padahal kamu lakukan itu buat kebaikanku, tapi aku malah nggak peduli. Maafin aku Cin, Kamu cepat sembuh ya….
                “Hallo…”,hp ku berdering. “Hallo Key, init ante. Kamu bisa ke rumah sakit sekarang?, Tanya tante yang membuat ku kaget. “Emang ada apa tan, apa Cindy udah sadar?, tanyaku penasaran. “Sebaiknya kamu kesini dullu!. Dan aku pun berlari cepat ke rumah sakit, di perjalanan aku berharap kalo Cindy udah sadar.
                “ Tan, apa Cindy udah sadar?, Tanyaku dengan nada terengah-engah. “Ya..dia tadi sempat bangun, tapi dia kejang-kejang lagi dan dokter memberi obat penenang. Tadi dia juga nanyain kamu, dia bilang kangen sama kamu”, jelas tante padaku. “Cin..aku juga kangen sama kamu, kamu cepat sembuh ya…biar kita bisa kesekolah bareng lagi”. Sudah 5jam aku menungu Cindy dan berharap dia bangun. “Cin, aku udah ada disini, katanya kamu kangen sama aku, kamu bangun donk!”, aku berharap dia mendengar aku. “Ugh..ugh..ma..ma..”, Cindy mulai sadar. “Ya..sayang..mama disini”. “Ma..apa Keyla udah dating..?”, tanya Cindy dengan nada lesu. “Iya Cin, aku disini…gimana keadaan kamu, apa ada yang sakit?”, Tanya ku sambil menangis. “Kamu ngapain nagis sich. Aku nggak pa..pa, kamu jangan nangis donk. Kamu taukan aku nggak suka ngeliat temanku nangis, apa lagi nangis karna aku. Please, jangan nangis lagi”,kata Cindy dengan merasa tidak terjadi apa-apa. “iya Cin, aku nggak akan nangis lagi”, “Kamu janji ya sama aku nggak akan nangis apapun yang akan terjadi!” kata Cindy dengan menahan rasa sakit. Aku hanya bisa menganggukan kepalaku agar Cindy senang. “Ma..aku mohon sama mama, mama jangan sedih ya apapun yang terjadi sama aku, mama jangan nangis ya, mama tau kan aku nggak suka ngeliat mama nangis”, “Kamu jangan gnomon gitu sayang, kamu pasti sembuh. Dokter lagi cari obat yang bagus buat kamu”. “Tapi ma..aku capek banget, aku mau istirahat yang lama. Biar rasa sakit ini nggak terasa lagi”, kata Cindy sambil menangis. “Cin..kamu jangan ngomong gitu donk, kau tau nggak gimana perasaan ku kamu ngomong gitu. Aku sedih banget, aku nggak tau apa yang terjadi kalo kamu ninggalin aku”, bentak ku pada Cindy.
                Tiba-tiba dia kejang lagi, dan perasaan ku sangat takut. Taku terjadi apa-apa pada Cindy. Saat aku menangis melihat Cindy yang menahan rasa sakitnya, tiba-tiba dia memegang tanganku dan berkata “Jika aku pergi, itu hanya tubuh dan nyawaku, tapi tidak hatiku, dan kenang yang telah kita lewati. Dan kamu harus tau kalo aku slalu ada disamping dan dihati kamu, meski kamu tidak melihatku. Dan aku berharap jika kamu sayang sama aku, kamu jangan nangis, dan kamu harus bepikir sebelum kamu bertindak. Mama..aku juga ingi mama bisa terima ini semua, mama jangan nangis, mama pernah bilang sama aku kalo setiap manusia akan kembali pada penciptanya, dan mama juga bilang jika waktu itu tiba kita harus bisa mengiklaskan kepergiannya agar dia bahagia di alam sana. Aku sayang sama mama..,Key, aku minta tolong sama kamu untuk menjaga mama aku. Dan kamu harus menghargai kehidupan ini, lakukanlah hal yang baik, sebelum waktu nya tiba”. Kata Cindy dengan Nada patah-patah karna menahan rasa sakit.
                3 bulan sudah lewat, Aku duduk di taman biasa tempat aku dan Cindy nongkrong. Aku teringat akan semua kenangan yang telah kami lalui. Kerinduan ku pada saat-saat seperti itu membuat air mataku terjatuh dan tk bisa aku hentikan. Padahal aku sudah janji sama Cindy nggak akan nangis, tapi aku juga nggak bisa membohongi perasaanku yang sangat sedih ini. Kepergian Cindy membuat aku sadar betapa bangganya aku memiliki sahabat sepertinya. Sejak kepergiannya 5 bulan yang lalu, aku hanya bisa berdo`a untuknya. Aku sadar, saat memiliki teman sepertinnya harusnya aku tidak menyia-nyiakannya.
                T erimakasih teman, kamu sudah mengajarkan aku tentang menghargai kehidupn ini. Aku akan bercerita  kepada anak dan cucuku, bahwa aku pernah memiliki teman  sepertimu. Terima kasih untuk semuanya…………………..
                Memilki satu teman sejati lebih berharga dari pada memiliki teman yang banyak tapi tidak mengerti kita dan tidak menghargai kita…

End..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalanan Jakarta

Kebingunganku 1

BULAN PUASA